Minggu, 25 November 2007

BERKEINGINAN

Sadar atau tidak sadar, selama berhari-hari kita hanya menerima lemparan hal-hal yang diberikan oleh alam semesta. Lemparan tersebut ada yang kita terima atau tidak dapat kita tangkap. Karena bisa jadi banyaknya lemparan sehingga membuat kita bingung mana yang akan ditangkap dan mana yang akan dilewatkan. Karena selama ini seringkali kita tidak pernah mendeklarasikan secara spesifik apa yang kita inginkan dari alam semesta ini.

Kita seringkali berangan atau memimpikan ingin menjadi 'seseorang yang' sukses, kaya, terpandang, dihormati, disegani. Tetapi tidak mendeklarasikan secara spesifik sukses seperti apa? kaya yang bagaimana? terpandang dalam hal apa? dihormati dan disegani oleh siapa?

Sehingga pada saat kesempatan datang dengan begitu banyaknya, kita menjadi bingung mana yang akan didahulukan dan ditangkap lebih awal. Hal tersebut yang menyebabkan kita tidak pernah berhasil menjadi 'seseorang yang'.

Berkeinginan adalah hal yang mutlak kalau kita ingin menjadi 'seseorang yang' dan akan semakin lebih cepat tercapai jika hal tersebut bisa didefinisikan secara spesifik, bentuknya apa dan kapan keinginan itu harus terwujud.

Alangkah baiknya kalau mulai sekarang mulai 'berfikir yang besar', 'memulai dengan langkah kecil' dan 'mengerjakan dengan cepat', sehingga keinginan besar dengan mulai dari hal yang kecil dapat segera tercapai. Just do it begitu kurang lebih semangat yang harus di kejar.

Selengkapnya!

Minggu, 11 November 2007

Belajar Tak Kenal Tempat



Sekarang internat atau dunia maya sudah mulai gampang diakses sampai ke pelosok kota kecil bahkan ke pedesaan. Tapi penggunannya sendiri belum terlalu banyak, karena selain masih relatif mahal, infrastruktur untuk mengaksesnya masih terbilang lambat.

Tapi bisa diprediksi kalau dari tahun-ketahun hambatan masalah data akses akan semakin berkurang dengan semakin canggihnya tehnologi dan tentunya akan semakin murahnya perangkat yang di butuhkan.

Setidaknya di setiap instansi pendidikan yang relatif besar di tanah nusantara sudah dilengkapi dengan fasilitas ini, begitu pula untuk perusahaan-perausahaan yang ada di ibukota negara maupun propinsi, akses internet bukan menjadi barang aneh lagi. Selain itu sekarang sudah banyak operator telepon baik GSM, CDMA, 3G ataupun fix phone banyak menawarkan fasilitas akses internet. Ditunjang dengan banyak pula warung-warung internet bermunculan.
Pada intinya akses internet cenderung lebih mudah dan gampang.

Kegunaan dari internet tentunya sangat banyak sekali terutama dalam hal menyajikan informasi, dan informasi yang tersedia bisa dari mulai yang paling bagus di dunia sampai ke yang paling jelek di dunia. Informasi yang gampang di akses ini tentunya bisa memperkaya kemampuan dan pengalaman bagi yang mengaksesnya. Masalah politik, sosial, pendidikan sampai masalah kriminal dari setiap belahan dunia bisa diakses dengan cepat bahkan dalam hitungan menit atau detik.

Aku hanya terbanyang bagaimana kalau dunia pendidikan bisa mengoptimalkan fasilitas ini untuk proses belajar mengajar di setiap institusi pendidikan. Tentunya akan membuat mudah untuk dosen dan mahasiswa dalam mendapatkan ilmunya. Dengan menggunakan fasilitas intranet di kampus, dosen dapat melakukan upload bahan kuliah yang akan disampaikan jauh-jauh hari dan mahasiswa dapat membaca dan mendownload bahan kuliah dan tugas-tugasnya. Sehingga pertemuan dengan dosen dan mahasiswa akan menjadi efektif dan efisien karena bahan sudah di pelajari lebih dulu sebelum tatap muka dengan dosen.

Dari situ dosen akan dipacu untuk nambah materi kuliah sementara mahasiswa bisa mendapatkan lebih banyak materi kuliah atau ilmu. Atau waktu tatap muka bisa digunakan membahas hal lain yang bisa memperkaya pengetahuan atau diskusi.

Dalam edisi majalah SWA bulan Oktober dibahas tentang e-Learning, yang salah satunya memanfaatkan internet atau intranet dan software pendidikan. Tentunya hal tersebut akan banyak membawa dampak kemajuan yang sangat pesat.

Yang terbanyang dalam benak ini, masih banyak orang yang kurang mampu tidak dapat mengenyam pendidikan atau kalau bisa dibilang ada pula yang pas-pasan masuk kuliah tapi setelah kuliah berat di ongkos untuk beli buku-buku dari kuliah. Dengan adanya e-learning mungkin akan banyak membantu, misalnya kampus memberi gratis fasilitas internet dan dapat dimanfaatkan untuk hal tersebut. Jadi mahasiswa-pun dapat belajar kapan saja atau dimana saja asal ada akses internet.

Selengkapnya!

Kamis, 08 November 2007

Ngomong Murah


Sekarang sudah banyak operator di Indonesia, mulai dari XL Com, Indosat, Telkomsel, Telkom, Esia, Mobile-8, Flexi, Mobile-3, dll. Masing-masing operator sedang berlomba untuk menikmati pasar yang masih relatif banyak kalau tidak mau disebut sudah mulai susah untuk tahun 2007. Tidak terlalu susah terbukti di tahun 2006-2007 mulainya operator-oprator baru bermunculan menandakan pasar yang mau di perebutkan masih ada.

Bagaimana dengan pasar sendiri dengan adanya operator yang menjadi bertambah, sepertinya pasar atau pelanggan lebih diuntungkan karena banyaknya pilihan. Tentunya pasar/pelanggan dapat memilih operator mana yang akan di pilih sesuai dengan kebutuhan pelanggan itu sendiri. Misalnya : ada pelanggan yang ingin cari yang tarifnya murah (barangkali itu hampir semua milih ini kali ya), fiture-nya banyak ragamnya dan fiture yang di minati untuk operator tertentu lebih murah di banding dengan lainnya. Atau karena pelanggan sering sekali mobile maka yang dipilih yang punya jaringan luas dan lain sebagainya.

Dari sekmen pelanggan sendiri sudah mulai dapat dikelompokan sesuai komunitasnya, misal dengan komunitas pecinta bola, komunitas pecinta motor 'X', komunitas pelajar, komunitas pedagang pasar atau komunitas yang sifatnya formal sepertu pelanggan corporate.

Semaraknya operator yang bermunculan trend yang paling gampang dilihat pasar adalah 'adu tarif murah' baru menawarkan hal lain atau service lain yang dikemas dengan harga yang variatif.

Dengan iklan yang menarik dan mudah di pahami pelanggan dalam menyampaikan informasi tentang tarif maka akan dengan gampang menarik perhatian pelanggan untuk mencomba sesuai iklan alia 'pelanggan korban iklan' atau biasa pelanggan seperti ini disebut 'customers follower'. Di mana ada hal baru dan murah mereka akan mencoba dan mencoba lagi. Sehingga bagi operator penyedia jasa hal seperti ini tentu akan disiasati dengan cara tertentu pula.

Yang penting komunikasi buat pelanggan saat ini bisa di bilang sudah menjadi kebutuhan pokok kayak layaknya sembako. Dimana ada yang menarik dan murah akan di buru habis walaupun penawarannya hanya bersifat sementara dan masa promo habis maka operator itupun di tinggal ngacir. Tapi yang jelas buat pelanggan pesan dan berkomunikasi baik dengan kerabat, sahabat, teman, lawan, orang tua, anak, istri, suami bisa berjalan dengan baik. 'Ngomong murah' akan semakin menjadi kebutuhan dan akan tetap diburu sampai titik darah penghabisan he he he. Selamat berburu semoga tidak tertipu dengan iklan dengan embel-embel 'SYARAT dan KETENTUAN BERLAKU'

Selengkapnya!

Penulis Ngawur

Menulis! Mendengar katanya rasanya perutku langsung mules he he he, apalagi melakukannya bisa alergi nich. Tapi apa emang benar kalau menulis itu dapat menunjang karier kita. Apa korelasinya ya. Menulis memang pekerjaan yang sangat berat untuk dilakukan sebenarnya lebih karena males sih. Tapi kalau sekedar menulis seperti yang aku lakukan saat ini tentunya hanya mengetik apa yang ada di kepala saja. Tanpa banyak memberikan arti dan tujuan yang jelas terhadap apa yang sedang di tulis.

Banyak orang mengatakan kalau dengan menulis selain menunjang karier juga bisa meningkatkan daya ingat, memperluas pengetahuan, dapat menyusun dan menyampaikan ide atau gagasan dengan lebih terarah. Tapi kenapa ya kalau memang hal itu benar banyak orang ngga mau melakukan, termasuk saya nich.

Salah satu kendala selain males, dalam otak ini sering merasa bingung dengan apa yang akan di tulis, ide bisa jadi sudah ketemu, katakanlah mau menulis tentang ‘A’. Tetapi pada saat tangan sudah di atas tut komputer pikiran tiba-tiba tidak mau diajak berfikir alias ‘mentok atau buntu. Harus dimulai dari mana tulisan ini atau kalau tidak begitu sudah tengah jalan tahu-tahu ide yang tadi sudah sempat terlintas amblas di terpa badai angin topan.

Sekilas dalam obrolan dengan teman yang sudah sukses malang melintang dalam dunia entrepenuer (benar nggak tulisannya ya). Dia menyampaikan kalau di pelajaran sekolah sampai kuliah kita jarang diajarkan untuk membuat makalah atau mengkaji atau mereview sesuatu masalah dalam bentuk tulisan. Dari situ sebenarnya banyak yang bisa di peroleh kata teman saya tersebut. Paling tidak otak diajak berfikir logis pada saat menulis dengan urutan yang jelas sehingga apa yang di tulis nanti dapat dimengerti oleh yang baca. Jangan-jangan setelah menulis kita sendiri ngga tahu yang ditulis apa he he he kayaknya itu terjadi pada saya. Kalau uraiannya dari tulisan tadi bisa dibaca dan dimengerti oleh orang lain tentunya komunikasi sudah berlangsung dengan orang lain. Apalagi sudah ada yang mau baca. Untuk membuat orang lain mau baca tulisan kita tentunya tidak mudah. Setidaknya tulisan itu punya pengaruh terhadap orang yang baca, entah tulisannya lucu, tulisannya sesuai dengan yang sedang ingin diketahui pembaca atau karena pembaca merasa kesal habisss kali. Pikirnya yang baca ada orang nekad nulis nich dan tulisannya amburadul dan kayaknya pembaca pengen atau sudah gatal untuk mengomentari tulisan yang telah dibuat. Wah kalau itu yang terjadi bagi sepenulis dan untung dan buntung. Untuk karena masih ada yang mau baca dan mengomentari dan buntung bisa saja komentarnya membuat kuping merah dan panas.

Tidak terasa lho ternyata saya sudah puluhan kata telah saya tulis he he he he, sebenarnya saya juga bisa jadi penulis, paling tidak sebagai pemula yaitu ‘penulis ngawur’.

Selengkapnya!

Senin, 05 November 2007

Anak Jalanan


Hampir selama 10 hari kerja saya tidak menggunakan kendaraan saya sendiri, karena sejak pulang dari Mudik pas lebaran kendaraan saya masukan ke bengkel. Ada kejadian kecil dalam perjalan mudik-ku, mobilku di 'cium' motor dari belakang hingga bember belakang lecet dan sobek sedikit.

Selama mobil dibengkel, untuk pergi kekantor saya selalu cari tebengan, atau pulang dengan naik kendaraan umum. Pada saat saya pulang naik umum ini saya melihat ada 2 anak dibawah umur yang 'ngamen' di perempatan di mana angkot yang aku tumpangi berhenti. Anak yang satu saya taksir kelas 3 (jika dia sekolah) dan adiknya kurang lebih 2 tahun. Kemudian mereka mulai menyanyi dimana kakanya yang tepuk-tepuk tangan sebagai musik, sementara adiknya yang 2 tahun dengan suara yang ngga jelas dan kas anak kecil melantunkan nyanyian yang aku sendiri tidak tahu.

Ada apa dengan semua itu, hati saya langsung miris saat membayangkan mereka adalah anak-anak saya yang kurang lebih hampir seusia dengan mereka. Barangkali mereka pun tidak tahu apa yang sedang dia lakukan karena barangkali ada orang lain yang memanfaatkan mereka untuk mencari duit, atau dia sendiri yang berinisiatif untuk cari duit dan kayaknya hal tersebut tidak mungkin karena mereka masih kecil-kecil. Mereka harus menyelip-nyelip diantara mobil-mobil dan motor yang sangat bahaya dan dengan tenangnya mereka melakukan itu semua. Dan setelah selesai si kakak pun menggendong adiknya untuk menepi ke pinggir jalan lagi karena lampu telah hijau.

Bagaimana dengan tempat tinggal mereka, bagaimana mereka makan, bagaimana dengan pendidikannya banyak bertanyaan berkecamuk dalam pikiranku. Sementara saya mempunyai gaji tetap tiap bulan untuk makan, untuk pendidikan, untuk perumahan selalu dan selalu meresa tidak cukup. Apa karena itukah saya kecil tumbuh menjadi seperti sekarang, karena perasaan yang tidak pernah merasa cukup maka saya selalu memacu untuk mendapatkan yang lebih. tapi bagaimana dengan mereka apakah mereka tidak ada keinginan untuk itu. Apakah benar kesempatan untuk mereka tidak ada? Ataukah mereka males dan hanya cari mudahnya saja?
Beranikah saya menunjuk saya sendiri sebagai biang ketidak berdayaan jika kita merasa kurang. Bukannya menyalahkan orang lain atau keadaan. Bisa jadi saya dilahirkan harus berusaha sesuatu untuk bisa mempertahankan agar tetap hidup ini berlangsung.
Saya sendiri tidak menyalahkan kaum anak jalanan atau gelandangan. Tapi bagaimana mereka mempunyai kesadaraan untuk merubah hidup mereka dari keterpurukan menjadi keberhasilan. Kalau mereka punya keinginan untuk itu dan mau berusaha dan bisa mewujudkan itu mungkin Indonesia akan majuuuu.

Selengkapnya!