Kamis, 22 April 2010

Menimba Ilmu di Sumur Kehidupan

Menimba ilmu dari kata menimba dan ilmu. Dalam bahasa jawa menimba adalah mengambil air dari sumur. Berarti menimba ilmu adalah mengambil ilmu dari sumur kehidupan.

Wow seberapa dalam sumur kehidupan? Seberapa banyak air ilmu dalam kehidupan? Apakah sumur kehidupanku sudah kering? Keringnya sumur kehidupan itu hanya pandangan-ku atau pandangan orang lain juga?

Kenapa orang lain bisa menimba ilmu dalam sumur kehidupan dan mendapatkan banyak hasil? Sementara kenapa saya tidak? Padalah sumur kehidupannya sama? Apa aku salah sudut dalam menentukan sumur yang akan aku timba? Kenapa mereka bisa tepat dan mendapatkan banyak? Apa dan bagaimana caranya mereka bisa menimba banyak sementara saya tidak? Apakah ember untuk meimbanya beda? Apakah punya mereka lebih besar dari emberku? Apakah dia lebih kuat menimbanya sehingga banyak yang dihasilkan dari pada aku?

Air ilmu sumur kehidupan sungguh tak terbatas, bagaimana aku bisa menjaringnya seperti orang lain lakukan itu juga. Dari mana saya harus memulai? Apakah sebenarnya mereka juga memulai dari hal yang sama dengan saya? Apakah mereka lebih bisa memaknai hasil timbaannya sehingga hasilnya optimal?

Selengkapnya!

Kejutan

Kejutan! Setiap orang pastinya pernah mendapatkan kejutan. Entah kejutan dalam hal menyenangkan atau menyesakan, entah kejutannya dalam hal kecil atau besar.

Kejutan yang menyenangkan terkadang sering membuat kita tidak bisa berkata-kata banyak karena saking gembiranya. Contohnya apa ya? Contohnya mendapat undian Mobil dari bank dimana tempat mereka menyimpan uang. Wah sudah sangat bisa dibanyangkan kalau mendapatkan akan sangat gembira mendapat kabar seperti itu. Dan secara reflek akan berandai-andai kalau mobil itu sudah aku terima, aku akan ajak seluruh keluarga untuk tamasya. Atau akan ajak orang tua keliling kota, dan lain-lain.

Kebahagian seperti itu biasanya datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Walau kadang kita sebelumnya berharap banyak tapi harapannya barangkali tidak sampai 1% jika dilihat dari perbandingan peserta yang lain. Sehingga harapan yang tipis itu suka mengabaikan angan-angan untuk menang undaian tersebut.

Yang menjadi pertanyaannya, kenapa kejutan-kejutan tersebut sangat jarang terjadi? Apakah kejutan-kejutan tersebut bisa dipersering? Apakah kejutan-kejutan tersebut bisa dirumuskan formulanya? Sehingga kita bisa prediksi bahwa kita akan mendapatkan kejutan pada kurun waktu tertentu? Apakah probabilitasnya bisa kita persempit dan segala perhitungan yang njlimet?

Kejutan kapan kamu datang pada-ku?

Selengkapnya!

Milestone Kehidupan

Pernahkah kita membuat milestone dalam kehidupan kita? Pertanyaan ini sebenarnya bermula saat salah seorang teman saya mengatakan bahwa hingga saat ini saya tidak memeliki milestone dalam kehidupan saya, begitu katanya. Maksudnya saya tidak memiliki tujuan yang jelas dalam jangka panjang begitu imbuhnya.

Kalau disimak barangkali banyak diantara kita yang dengan sadar memiliki milestone tersebut. Milestone tidak ubahnya adalah tujuan-tujuan jangka menengah sebelum mencapai tujuan jangka panjang yang akan dicapai.

Sebagai ilustrasinya, saya mempunyai tujuan untuk pergi ke Surabaya. Jakarta - Surabaya kita asumsikan mempunyai jarak 1.000Km. Untuk pergi ke Surbaya tentunya perlu adanya persiapan-persiapan. Persiapan-persiapan inilah yang bisa kita sebut sebagai milestone menuju ke Surabaya. Atau dengan bahasa lain adalah tujuan-tujuan menengah yang perlu kita capai sebelum akhirnya kita sampai ke Surabaya.

Sebagai contohnya untuk menuju ke Surabaya dengan mengendarai mobil diperlukan kurang lebih 20Jam. Dengan jarak tempuh yang lama itu perlu ditentukan tempat-tempat istirahat. Tempat istirahat bisa kita ibaratkan sebagai tujuan jangkah menengahnya. Tempat istirahat tentukan setelah rata-rata 4jam perlanaan perlu dilakukan istirahat dengan asumsi jalan nonstop 20jam kita memerlukan 5 kali istirahat dan setiap istirhata kita lakukan selama 1 jam. Jadi total menuju Surabaya memerlukan waktu 25Jam termasuk dengan istirahatnya.

Tujuan jangka menengahnya berarti bisa kita bagi menjadi 5 tempat istirahat, katakanlah Cirebon, Semarang, Kudus, Tuban, Mojokerto. Tempat-tempat itulah yang harus kita capai dan sebagai tujuan jangka menengah sebelum akhirnya kita sampai di Surabaya sebagai tujuan jangka panjangnya.

Contoh di atas kita gunakan sebagai ilsutrasi menentukan tujuan yang konkrit. Nah bagaimana dengan tujuan hidup kita? apakah kita bisa buat dengan model ilustrasi di atas? Apa tujuan jangka panjang kita? apa tujuan-tujuan jangka menengah kita sebelum akhirnya mencapai tujuan jangka panjangnya? Apakah kemudian kita bisa buat milestonenya?

Setelah kita buat milestonenya dalam perencanaan pencapai tujuan jangka panjang kita, tidak menutup kemungkinan dalam perjalanan menuju jangka menengahnyapun sudah tersandung kendala. Apakah kita juga sudah mempersiapkan segala skenario jika diperjalannya ada resiko dan kendala menghadang?

Hal diatas bisa dijadikan percobaan kecil jika ingin mencapai sesuatu dengan membuat milestone. Tapi ada juga lho yang tidak setuju dengan hal tersebut diatas. Mereka men-chalange tidak perlu dengan perencanaan-perencanaan juga bisa koq, mengalir saja seperti air dalam kehidupan ini. Segala sesuatunya akan terjadi dengan sendirinya. Khan sudah ada yang mengatur.

Kurang lebih biasanya chalange yang diberikan seperti itu. Tetapi saya sendiri punya pandangan jika kita merencanakan sesuatu dan ingin mencapai sesuatu hal tersebut, begitu bangun tidur dipagi hari kita sudah tahu apa yang akan kita kerjakan. Jika tidak punya rencana apapun kita sering meresa enggan memulai suatu hari dan ujungnya tidak bersemangat dan malas.

Selengkapnya!

Selasa, 20 April 2010

Krisis Air

Apa ya iya kita yang tinggal di Indonesia ini sudah mulai krisis air? Untuk sebagian tempat barangkali benar tapi untuk beberapa tempat yang lain sepertinya air masih banyak berlimpah.

Kayak Jakarta ini berupa juta liter ya dalam sehari air dikunsumsi oleh warganya yang hampir mencapai 25Jt penduduk Jakarta? Pastinya ber-liter-liter. Itu baru untuk konsumsi belum untuk keperluan yang lain seperti untuk mandi, mencuci piring & baju, mencuci kendaraan dan masih banyak kebutuhan yang lain.

Saat ini sih memang sudah mulai terasa untuk sebagian rumah tangga mulai membeli air untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari dan terutama untuk air minum. Berarti memang sudah mulai krisis donk? Kalau air menjadi langka di Jakarta ini terus seperti apa ya jadinya? Untuk kebutuhan masak dan minum susah katakanlah? wah jadi repot juga kayaknya.

Apa yang mesti dilakukan supaya air terus tersedia, sementara Jakarta setiap jengkal tanahnya sudah disesaki oleh gedung-gedung perkantoran dan bahkan sudah mulai merambat kepinggiran juga. Belum lagi jumlah perumahan-perumahan baik besar maupun kecil banyak sakelai bermunculan setiap bulannya.

Lahan-lahan yang sudah mulai tertutup dengan beton-beton, gimana akan ada tampungan air ditanah kalau jadi nya seperti itu. Berarti air akan cepat mengalir ketempat-tempat yang lebih rendah dan akan menjadi berkurang meresap ke dalam tanah. Apa ya dampaknya? ada yang pernah membuat penelitian bahwa permukaan tanah dibeberapa tempat dijakarta mulai turun. Hal ini disebabkan oleh kandungan air yang ada didalam tanah mulai berkurang dan menyebabkan tanahnya mulai melesek kedalam dan mengakibatkan permukaan tanah jadi turun. Ngeri juga kalau sudah seperti itu.

Belum lagi di tunjang dengan iklim serta cuaca yang mulai dirasakan tidak menentu. Baik hujan maupun panas sudah sangat susah diprediksi.

Selengkapnya!

Susah Mengingat

Selamat pagi blog-ku he he he, sudah hampir 3 bulan aku tidak nulisin blog-ku ini. Kadang sudah ku buka blognya tapi ngga punya kekuatan untuk klik 'Entri baru' atau kalau tidak ya ke susul dengan kegiatan yang lain. Ya sudah akhirnya blognya buat kalahan.

Banyak yang terjadi dalam 3 bulan terakhir ini, karena banyak hingga malah lupa apa saja yang terjadi selama 3 bulan tersebut.

Kelupaan memang bisa menjadi penyakit bagi usia yang terus bertambah. Dengan bertambahnya usia kadang daya ingat sudah sangat jarang di pakai lagi. Alhasil sedikit-sedikit sudah lupa. Atau jangan-jangan terlalu focus hanya pada satu atau dua hal saja sehingga sesuatu yang sepele jadi tidak diingat lagi.

Beberapa kali kalau saya sadari untuk mengingat orang yang baru dikenal saja sudah lupa. Padahal hanya beberapa menit kemudian lho, koq bisa begitu ya? Kayaknya hal ini bisa menjangkiti banyak orang dan banyak teman. Jika diperhatiin, begitu ada beberapa orang yang kita jumpain dan mengulurkan tangan untuk diajak kenalan, eeeh di tinggal ngomong sama yang lain saja sudah lupa lagi siapa tuh tadi namanya?

Parah banget ya, padahal banyak cara untuk memudahkan untuk menghafal, mulai dari sistem cantol atau sistem tumpuk atau apapun yang lainnya. Tapi kalau cara-cara itu jarang dipraktekan ya ujung-ujungnya tetap saja ngga banyak fungsinya.

Selengkapnya!