Selasa, 27 Mei 2008

Matematika & Anak

Pelajaran matematika bagi sebagian orang ada yang menyebutnya gampang dan bagi sebagian yang lain menyebutnya sulit. Dan untuk yang lainnya bisa jadi menyebutnya sesuatu yang biasa saja yaitu sulit juga tidak dan mudahpun tidak.

Bagi orang tua yang mempunyai anak yang sedang masuk pada usia awal-awal SD sering meresa kebingunan untuk mengajarkan matematika pada anaknya. Apalagi kalau dilihat dari materi kelas 1 SD saja sekarang sudah sangat sulit untuk bisa diterima oleh akal anak seusianya.

Banyak cara dilakukan oleh orang tua untuk memberikan pendampingan agar anaknya bisa menguasai matematika atau pelajaran yang lainnya. Khusus untuk pendampingan pada pelajaran matematika, orang tua bisa melakukan pendampingan sendiri atau mengikutkan anaknya pada les-les yang ada disekitar rumahnya tinggal.

Macam-macam les yang bisa diikuti dalam pelajaran matematika ini macam-macam, diantaranya ada mental aritmatika, kumon, sempoa, magic mathic dan lain-lain.

Kebetulan saya termasuk orang tua yang mempunyai anak di usia anak kelas 2 SD. Kalau diajarkan secara biasa sepertinya pelajaran matematika ini sangat susah diterima oleh anak. Jadinya ya ikut-ikut cari cara gampang untuk mengajarkan matematika pada anak. Saya sendiri cenderung ingin menjadi pendamping sendiri untuk pelajaran ini pada anak saya.

Kadang waktu yang jadi kendala, dimana pada saat saya sampai di rumah dari pulang kantor anak sudah selesai belajarnya dan siap-siap untuk bermain atau melakukan kegiatan lain. Dan kebanyakan tidak mau lagi untuk diajak belajar. Atau, kalau saya dalam kondisi capek untuk menjadi pendamping dalam pelajaran ini bawaannya malah uring-uringan.

Untuk mencari solusi hal tersebut ternyata dalam dunia internet ini banyak menawarkan berbagai macam solusi. Salah satunya ada informasi tentang belajar gampang matematika. Belajar sambil bermain dan menggunakan media yang ada ditubuh sendiri. Media yang dibutuhkan adalah jari-jari kita sendiri. Jari-jari ini bisa digunakan untuk melakukan perhitungan baik penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian.

Dengan metode sambil belajar dan bermain tentunya anak akan merasa tidak terbebani jika harus belajar. Bisa jadi kalau anaknya perempuan untuk belajar matematika bisa sambil bermain 'jual-jualan kue, permen dan lainnya'. Dengan metode begitu anak tidak akan bosan dan malah menjadi senang.

Metode belajar sambil bermain dan memanfaatkan jari ini adalah JARIMATIKA. Bukunya kemarin telah saya beli dari GRAMEDIA MT. HARYONO dan telah saya praktekan. Saya sendiri merasa agak sulit untuk menjelaskan hal tersebut pada anak. Cuman saya juga merasa yakin jika anak bisa memahami dengan contoh yang gampang maka hal-hal yang lainnya akan menjadi mudah.

Saya termasuk yang tidak setuju kalau metode belajar anak hanya hafalan dan bukan penalaran. Karena dengan metode itu anak tidak dituntut bisa mencerna atau menghasilkan pemikiran yang lain tetapi hanya berdasarkan yang hanya dibuku saja.

Tidak ada komentar: