Minggu, 20 April 2008

Percaya Diri sang Anak Pinter


CONFIDENCE
You Can Do What You Have To Do,
And Sometime You Can Do It
Even Better Than You Think You Can

(by Jimmy Carter)

Percaya dirikah saya? Atau seberapa percaya diri-nya saya ini? Barangkali kata-kata tersebut sering menjadi pertanyaan yang mengarah ke pribadi bagi setiap orang.

Krisis kepercayaan diri juga biasa di alami oleh banyak orang. Kenapa tidak percaya diri? Hal tersebut timbul bisa disebabkan oleh banyak hal. Mulai dari kekurangan pribadi, diantaranya : tidak memiliki wajah yang cantik/tampan, miskin/tidak punya apa-apa, tidak pandai dalam hal pelajaran, tidak pandai dalam hal bergaul, tidak berani bicara di depan umum, dll.

Tidak percaya diri juga bisa diakibatkan karena faktor lingkungan misalnya hidup dalam lingkungan yang kurang baik sehingga tidak percaya diri (PD) pada saat harus disampaikan ke orang lain, faktor pendidikan misalnya tidak bisa mengikuti pelajaran karena menganggap dirinya tidak bisa, faktor keluarga yang mengekang dengan aturan-aturan sehingga orang yang ada didalamnya tidak diberi kebebasan.

Banyak sekali faktor yang menyebabkan tidak percaya diri ini. Semua faktor tersebut menurut saya pribadi lebih kembali ke diri masing-masing. Lebih tepatnya diri ini belum bisa menerima kekurangan-keurangan yang ada pada dirinya. Orang yang kurang percaya diri bisa jadi karena belum mengenal kelebihan dirinya sendiri. Dan, lebih banyak memikirkan kekurangannya dibandingkan kelebihan pribadinya.

Dengan punya pemikiran seperti itu, pribadi-pribadi yang tidak punya percaya diri lebih banyak manarik diri dari pergaulan dibandingkan harus ada diantara orang lain.

Setiap orang pastinya di berikan kelebihan dan kekurangan. Dan, bagaimana memanfaatkan kelebihan lebih banyak di bandingkan dengan kelemahannya? Itu barangkali yang lebih penting. Dengan menyadari punya kelebihannya dan selalu memikirkan kelebihannya akan membuat pribadi bisa percaya diri. Meskipun kelebihan yang dimiliki tersebut sangatlah kecil dibanding orang lain. Setiap individu atau orang lain juga punya banyak kekurangan dan kelebihan. Barangkali mereka percaya diri karena mereka bisa mengolah kelebihannya tersebut.

Ada kelebihan yang dimiliki orang lain langsung bisa di lihat oleh orang lain pula, misalnya tampan/cantik, kaya, pintar, dll. Tetapi, ada kelebihan yang barangkali belum terlihat secara langsung oleh yang lain. Dan, bisa jadi kelebihan tersebut jauh ada di balik pribadi yang paling dalam yang harus di asah dulu atau di gali dari pribadi ini hingga baru muncul kelebihannya.

Banyak diantara kita orang-orang yang secara fisik tidak lengkap (cacat) merasa minder dan rendah diri hingga ujung-ujungnya tidak percaya diri. Tapi banyak pula yang secara fisik cacat tetapi secara pribadi sangat mengagumkan dan bisa memperoleh kepercayaan diri. Ada yang buta tapi bisa menamatkan kuliah, ada yang kakinya buntung tapi bisa membuat karya yang bisa dimanfaatkan untuk orang lain. Semuanya memang tergantung pada pribadi masing-masing. Tubuh dan raga yang sudah diberikan ini mau diapakan. Dibiarkan tidak berkembang, dibiarkan berkembang sedikit atau harus di pacu untuk berkembang pesat.

Sebagai contoh, beberapa hari kemarin terdapat diskusi dengan beberapa teman dengan tema membantu mahasiswa untuk memberikan dukungan pembiayaan kuliah. Banyak faktor yang jadi dasarnya, diantaranya : orang tua kurang mampu tetapi anak pinter secara akademis, orang tua mampu dan anak pinter, orang tua kurang mampu tetapi anak tidak pinter. Siapa yang berhak mendapatkan dukungan biaya. Pasti banyak Orang yang membaca ini akan menjatuhkan pilihan pada yang pertama. Tetapi, bagaimana dengan yang ke dua dan ketiga. Bisa jadi mereka juga berhak untuk mendapatkannya pula. Kalau, yang kedua lebih karena prestasi yang harus di berikan reward dan yang ketiga ini dengan dasar apa harus di bantu?

Tentunya dari sudut pandang mana bantuan itu bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Di kembalikan ke dalam dasar hati pengurus atau berdasarkan kesepakatan semua pihak yang terlibat di dalamnya.

Topik lain membahas lebih kedalam anak yang pinter dan dalam kondisi kurang mampu tetapi tidak memiliki rasa percaya diri. Anak tersebut lebih banyak pasif dan tidak proaktif. Kalau ada case semacam ini memang sangat sayang sekali. Sudah pinter tetapi tidak di dukung dengan rasa percaya yang tinggi. Dengan kondisi seperti itu akan tidak menguntungkan buat anak yang pinter ini. Karena kepinterannya tidak bisa disampaikan ke orang lain dengan kendala tidak percaya diri tersebut. Atau orang seperti ini secara pribadi pinter tetapi masih tergantung dengan orang lain untuk menyampaikan kepinterannya. Untuk itu perlu adanya gemblengan untuk membuatnya menjadi PERCAYA DIRI. Bagaimana caranya? (itu yang belum ketemu jawabnya ....)

Tidak ada komentar: