Kamis, 13 Desember 2007

Jakarta Banjir dan Macet

Kalau di lihat hampir tiap 3 bulan sekali jalan yang biasa saya lalui pasti ada bangunan baru, entah itu perumahan baru, gedung baru, fasilitas umum baru atau apapun. Dimana salah satunya adalah Bus Way atau jalan khusus yang akan dilalui Bus Khusus pula.

Dari banyaknya bangunan yang bermunculan tersebut seperti-nya memberikan pengaruh postif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah kalau daerah itu ada bangunan ya akan ada peluang usaha atau menandakan akan semakin berkembangnya area tersebut. Namun dampak negatifnya juga ada yaitu akan timbulnya kepadatan pada daerah tersebut dan ujung-ujungnya akan terjadi kemacetan atau banjir sebagai akibat tanah yang dulunya sebagai penyerapan air hujan menjadi ladang beton atau hutan beton. Air hujan akan semakin susah untuk di serap tanah.

Ada permasalahan yang timbul dan kalau dilihat sepertinya adalah sepele, seperti ada pelebaran jalan dimana yang dulunya kanan dan kiri jalan tersebut ada tanah dan tanaman menjadi dipangkas habis dan diganti dengan cor beton atau aspal. Tapi dari perubahan tersebut tidak diimbangi dengan adanya fasilitas lain seperti saluran air yang memadai atau tingkat kemiringan dari jalan itu sendiri. Sehingga pada waktunya hujan datang tempat-tempat tersebut menjadi tergenang air, dan pengguna jalan akan mencoba menghindar dari genangan walau sebetulnya tidak terlalu dalam. Dan selain itu bisa jadi jalan akan rusak kembali kalau tidak segera diperbaiki. Ujung-ujungnya hal tersebut akan membuat macet pada titik-titik tertentu tersebut. Padahal titik-titik tersebut tidak terlalu banjir tapi hanya berupa genangan namun dampak pengguna jalan yang menghindar atau melambatkan jalannya kendaraan menjadikan jalalan tersebut tersendat atau bahkan bisa menjadi macet total.

Kemacetan pada satu titik bisa menimbulkan kemacetan tempat lain kalau jalan tersebut tersebut tersambung dengan interchange yang lain.

Apa dan bagaimana ya solusinya hal tersebut? Memang seperti ayam dan telur kalau dilihat. Satu hal perubahan membawa hal positif tapi juga membawa hal negatif. Bisa jadi kata kuncinya adalah perencanaan tata kota yang terpadu dan terintegrasi. Tapi hal tersebut tidak mudah untuk jakarta yang sudah majemuk ini. Kontribusi lain bisa jadi ada pada kesadaran individu-individu. Misal kesadaran individu pengusaha yang memperhitungkan lingkungannya jika membangun sesuatu, atau kesadaran individu seperti saya sendiri yang turut meringankan beban jalan karena turut andil membuat jalan macet akbit mobil yang saya pakai, dll.

Tidak ada komentar: