Selasa, 27 Mei 2008

Matematika & Anak

Pelajaran matematika bagi sebagian orang ada yang menyebutnya gampang dan bagi sebagian yang lain menyebutnya sulit. Dan untuk yang lainnya bisa jadi menyebutnya sesuatu yang biasa saja yaitu sulit juga tidak dan mudahpun tidak.

Bagi orang tua yang mempunyai anak yang sedang masuk pada usia awal-awal SD sering meresa kebingunan untuk mengajarkan matematika pada anaknya. Apalagi kalau dilihat dari materi kelas 1 SD saja sekarang sudah sangat sulit untuk bisa diterima oleh akal anak seusianya.

Banyak cara dilakukan oleh orang tua untuk memberikan pendampingan agar anaknya bisa menguasai matematika atau pelajaran yang lainnya. Khusus untuk pendampingan pada pelajaran matematika, orang tua bisa melakukan pendampingan sendiri atau mengikutkan anaknya pada les-les yang ada disekitar rumahnya tinggal.

Macam-macam les yang bisa diikuti dalam pelajaran matematika ini macam-macam, diantaranya ada mental aritmatika, kumon, sempoa, magic mathic dan lain-lain.

Kebetulan saya termasuk orang tua yang mempunyai anak di usia anak kelas 2 SD. Kalau diajarkan secara biasa sepertinya pelajaran matematika ini sangat susah diterima oleh anak. Jadinya ya ikut-ikut cari cara gampang untuk mengajarkan matematika pada anak. Saya sendiri cenderung ingin menjadi pendamping sendiri untuk pelajaran ini pada anak saya.

Kadang waktu yang jadi kendala, dimana pada saat saya sampai di rumah dari pulang kantor anak sudah selesai belajarnya dan siap-siap untuk bermain atau melakukan kegiatan lain. Dan kebanyakan tidak mau lagi untuk diajak belajar. Atau, kalau saya dalam kondisi capek untuk menjadi pendamping dalam pelajaran ini bawaannya malah uring-uringan.

Untuk mencari solusi hal tersebut ternyata dalam dunia internet ini banyak menawarkan berbagai macam solusi. Salah satunya ada informasi tentang belajar gampang matematika. Belajar sambil bermain dan menggunakan media yang ada ditubuh sendiri. Media yang dibutuhkan adalah jari-jari kita sendiri. Jari-jari ini bisa digunakan untuk melakukan perhitungan baik penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian.

Dengan metode sambil belajar dan bermain tentunya anak akan merasa tidak terbebani jika harus belajar. Bisa jadi kalau anaknya perempuan untuk belajar matematika bisa sambil bermain 'jual-jualan kue, permen dan lainnya'. Dengan metode begitu anak tidak akan bosan dan malah menjadi senang.

Metode belajar sambil bermain dan memanfaatkan jari ini adalah JARIMATIKA. Bukunya kemarin telah saya beli dari GRAMEDIA MT. HARYONO dan telah saya praktekan. Saya sendiri merasa agak sulit untuk menjelaskan hal tersebut pada anak. Cuman saya juga merasa yakin jika anak bisa memahami dengan contoh yang gampang maka hal-hal yang lainnya akan menjadi mudah.

Saya termasuk yang tidak setuju kalau metode belajar anak hanya hafalan dan bukan penalaran. Karena dengan metode itu anak tidak dituntut bisa mencerna atau menghasilkan pemikiran yang lain tetapi hanya berdasarkan yang hanya dibuku saja.

Selengkapnya!

Senin, 26 Mei 2008

Ilalang Itu Tumbuh Di Sana

Saya mempunyai sedikit pekarangan. Sudah beberapa tahun pekarangan ini terbengkalai tidak sempat terawat.

Ada yang menarik perhatian saya setelah saya menengok pekarangan saya tersebut. Pekarangan saya itu telah di tumbuhi ilalang. Bahkan tidak hanya satu macam ilalang. Ada berbagai macam tanaman yang tumbuh disana. Mulai dari rumput kecil-kecil, tanaman perdu, tumbuh pula pohon pisang yang dulunya sempat mati ditebang.

Ada tanaman yang berguna dan ada tanaman yang tidak berguna. Yang saya maksud berguna disini seperti pohon pisang. Pohon ini sangat bermanfaat bagi yang memerlukannya. Walau saya sendiri tidak pernah menikmati hasilnya tapi setidaknya buah pisang yang pernah berbuah itu telah dinikmati orang lain. Itu saya menganggapnya tetap pohon yang berguna.

Kembali pada soal tumbuhan yang tidak terencana untuk saya tanam tersebut bisa muncul dengan sendirinya. Tanpa merencanakan sesuatu apapun tanah yang dulunya kosong tersebut bisa tumbuh tanaman. Bisa jadi tanah itu akan ditumbuhi tanaman yang bermanfaat bisa jadi tanah tersebut akan ditumbuhi tanaman yang mengganggu. Atau bahkan bisa jadi tanah tersebut bisa ditumbuhi tanaman yang bermanfaat dan tidak bermanfaat secara bersamaan.

Saya baru menyadari fenomena hebat ini. Yang Maha Kuasa ternyata bisa mengisi apa saja yang kosong menjadi berisi sesuatu. Isi sesuatu terlintas tidak bermanfaat. Tetapi kalau dicermati tanaman pengganggu tersebut tidak selamanya mengganggu. Karena tanaman tersebut tumbuh dan berkembang dan dapat menampung air pada akar-akarnya. Tanaman tersebut dapat mengurangi kekurangan air pada lingkungan sekitarnya.
Hanya saja tanaman tersebut secara fisik memang tidak termanfaatkan oleh manusia.

BAGAIMANA DENGAN OTAK MANUSIA? Kalau otak manusia yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa tidak termanfaatkan dan tidak digunakan sebagaimana mestinya maka Yang Maha Esa memberikan DEFAULT terhadap otak untuk berkembang dengan sendirinya. Bisa jadi perkembangan otak tersebut tidak bermanfaat secara langsung tetapi otak tersebut masih berfungsi untuk mensinkronkan semua aktifitas tubuhnya. Sehingga organ-organ tersebut dapat berguna. Mulai menggerakan tangan, kaki, mata, dan lain sebagainya.

Tetapi otak yang sebagai tanah yang kosong tadi diisi dengan rencana yang jelas maka otak itupun akan menghasilkan pemikiran yang jelas pula. Tetapi kalau otak dibiarkan tidak digunakan untuk memikirkan dengan isi-isi yang bermanfaat maka yang ada pun belum tentu akan bermanfaat.

Jadi tanah yang kosong dan dibiarkan maka ilalanglah yang tumbuh disana.
Otak yang kosong dan dibiarkan pun bisa jadi akan ditumbuhi ilalang pula. Ilalang yang tidak sepenuhnya memberikan manfaat dan hanya standard dari Yang Esa Saja yang diterima.

Selengkapnya!

Kemarin, Hari Ini Dan Besok

Begitulah judul dalam sub bab pada bukunya Anthony Robin yang berjudul Bangunkan Kuasa Raksasa Dalam Diri (Awaken The Giant Within). Dalam sub bab tersebut akan dibahas tentang mengukur suatu pencapaian. Terkadang orang terlalu mudah melupakan pencapaipan-pencapaian yang telah diraihnya. Begitu ditanya kembali apa saja yang telah dicapai maka akan sulit menjelaskannya kembali. Mengetahui pencapaian yang telah diraih sebenarnya juga bisa dijadikan rambu-rambu lalu lintas menuju pada sasaran yang diinginkan.

Dengan melupakan pencapaian maka akan bingung pula untuk mengetahui sampai dimana sasaran jangka panjang yang akan diraih. Apakah sasaran tersebut sudah sedikit demi sedikit terlewati atau masih berjalan ditempat. Dengan rajin melakukan pencatatan terhadap apa yang telah diraih atau dicapai akan membantu setiap orang untuk melakukan evaluasi. Evaluasi terhadap setiap permasalahan yang dihadapi atau barangkali pencapaian-pencapaian apa yang bisa membawa motivasi untuk segera mencapai sasaran yang jauh lebih besar lagi.

Dalam bukunya Anthony Robin di sub bab dengan judul diatas juga diberikan contoh-contoh parameter yang bisa digunakan untuk mengingat kembali apa saja yang telah di capai. Berangkat dari ingatan yang sangat global maka nantinya akan dapat diturunkan atau diingat kembali pencapaian-pencapaian kecil lainnya.

Parameter-parameter tersebut selanjutnya dapat diberikan skor dari 0 sampai dengan 10untuk menjelaskan sampai dimana pencapaian terhadap parameter tersebut tercapai. Mulai dari 0 (nol) yang artinya belum tercapai sama sekali sampai dengan 10 (sepuluh) atau sudah tercapai sesuai dengan yang diinginkan pada suatu waktu yang telah ditentukan. Katakanlah waktu yang digunakan untuk mengukur adalah 5 tahunanan. Jadi dalam parameter tersebut akan dijelaskan tentang pencapaian di 5 tahun yang lalu, kondisi saat ini dan rencana 5 tahun yang akan datang.

Parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut :

Deskripsi skor penjelasan
- Secara fisik .... .............
- Secara mental .... .............
- Secara emosional .... .............
- Daya tarik .... .............
- Hubungan-hubungan .... .............
- Lingkungan Hidup .... .............
- Secara sosial .... .............
- Secara spritual .... .............
- Karier .... .............
- Secara keuangan .... .............

'Penjelasan' yang dimaksud diatas digunakan untuk memberikan uraian terhadap apa saja yang belum atau telah dicapai. Dan, dicapai atau belumnya seperti apa dan statusnya pada saat ini seperti apa, dan lain sebagainya.

Jika parameter-parameter tersebut diatas diisi maka kita akan segera tahu seperti apa sih kemajuan kita setelah 5 tahun yang lalu, seperti apa kondisi saat ini berdasarkan parameter tersebut dan rencana apa saja yang kita harapkan untuk menuju 5 tahun yang akan datang.

Bagi yang belum pernah melakukan hal tersebut diatas bisa jadi hal ini bisa dijadikan review terhadap diri sendiri dan segera melakukan perbaikan-perbaikan terhadap hal-hal yang menjadi kendala.

Selengkapnya!

Jumat, 23 Mei 2008

Impian

"Tidak akan terjadi apa-apa sebelum ada sebuah mimpi"
-CARL SANDBURG-

"Mendakilah tinggi-tinggi, mendakilah jauh-jauh, langitlah sasaranmu, bintanglah tujuanmu"
-TULISAN DI WLLIAM COLLEGE-

"Kita adalah apa dan dimana kita berada karena terlebih dahulu kita membayangkannya"

Impian, kenapa orang harus punya mimpi?Dan bagaimana mengejar mimpi tersebut? Hal tersebut diungkap dalam salah satu ilustrasi yang disampaikan dalam salah satu artikel yang dibacakan dalam salah satu statiun radio.

Artikel tersebut bercerita tentang Aristoteles yang ditanya oleh anak muda. Kurang lebih tanya jawab yang saya tangkap begini:

anak muda bertanya pada Aristoteles, "bagaimana saya harus mengejar impian saya?" Aristoteles tidak menjawab pertanyaan tersebut tetapi malah mengajak anak muda itu berjalan ke tepi pantai. Dari tepi pantai tersebut anak muda tersebut terus diajak menuju ke tengah laut. Belum sampai menuju ke tengah laut, air tersebut sudah setinggi leher anak muda tersebut. Aris kemudian memegang kepala anak muda tersebut dan memasukannya kedalam laut hingga anak muda tersebut merasa susah bernafas. Anak muda tersebut berontak dan bertanya "Memangnya kamu mau membunuh saya ya". Aris tidak menjawab tetapi malah memasukannya lagi kepala anak muda tersebut ke dalam air. Dan Aris akhirnya bertanya "Apa yang kamu butuhkan saat ini?" sambil tetap mencoba memasukannya kepala anak muda tersebut dalam air. Hal itu dilakukan beberapa kali. Dan akhirnya anak muda tersebut menjawab. "Aku butuh udara untuk hidup". Dan sekali lagi anak muda tersebut berkata "saya butuh udara untuk hidup saat ini". Dan Aris pun menjawab "Nah seperti itulah sebenarnya kamu punya keinginan untuk mengejar keinginan atau impian-mu".

Selengkapnya!

Selasa, 20 Mei 2008

Yang Terlintas

Kemarin tanggal 20 Mei 2008 bertepatan dengan dua hari besar. Pertama sebagai hari besar Waisak dan yang kedua sebagai hari Kebangkitan Nasional. Hari Waisak diperingati sebagai hari raya umat Budha. Pada kesempatan yang berbahagia tersebut digunakan oleh umat Budha untuk bersujud syukur kepada Sang Pencipta.

Tidak kalah gegap gempitanya dengan hari Kebangkitan Nasional, acara kebangkitan nasional ini diperingati dari berbagai elemen masyarakat di Indonesia. Hari Kebangkitan kali memang menjadi momentum yang sangat menarik karena memasuki ada 100 tahun hari Kebangkitan Nasional ini.

Usia yang tidak muda lagi untuk ukuran suatu kejadian. Dimana dulu Kebangkitan Nasional ini diikrarkan oleh para pendahulu bangsa Indonesia untuk menyatukan visi dan misi menghadapi penjajahan.

Apa sikap dan tindakan yang dilakukan sekarang terhadap upaya memperingati hari Kebangkitan Nasional ini. Dari kata-katanya saja sudah mencerminkan suatu kegiatan yang sangat luas yaitu Nasional. Bagaimana hal ini bisa dilakukan untuk membuat Indonesia Bangkit?

Banyak orang menyebutkan Indonesia dalam kondisi terpuruk. Tetapi kenyataannya banyak pula orang Indonesia yang makmur. Banyak pula orang Indonesia yang hebat. Banyak pula orang Indonesia yang cerdas.

Bagaimana kelebihan-kelebihan tersebut bisa teroptimalkan sehingga timbul menjadi kekuatan? Kenapa hal tersebut terasa sangat sulit terjadi di Indonesia? Kekurangan apa yang sebenarnya di Indonesia ini?

Tidakkah ada orang yang bisa menyatukan visi dan misi suatu bangsa ini hingga menjadi bangsa yang makmur dan berkecukupan. Dan tentu juga menjadi bangsa yang bisa diakui eksistensinya di tingkat internasional. Menjadi bangsa yang besar.

Bangsa yang masih banyak punya masalah. Yang kalau diibaratkan seperti telur dan ayam. Mana dulu masalah yang akan di tuntaskan?

Barangkali memang harus berangkat dari individu-individu untuk memulai melakukan kebangkitannya. Disusul dengan kelompok-kelompok yang lebih besar dan seterusnya. Tapi semua hal tersebut memang harus dalam satu visi dan keinginan sehingga menjadi suatu kekuatan yang maha dahsyat.

Barangkali menulis memang gampang. Tetapi mewujudkannya memang sulit. Tetap mesti dimulai dari yang kecil yaitu individu dengan pekiran-pikiran yang postif dan punya keinginan untuk maju.

Selengkapnya!

Kamis, 15 Mei 2008

Pesona Tulisan

Pernahkah kita membaca tulisan yang enak untuk untuk dibaca dan mengalir? Pernahkah kita mendapatkan suatu tulisan artikel yang sebenarnya ingin menceritakan sesuatu yang berat tetapi terasa ringan untuk dibaca? Tulisan seperti itu saya sendiri menyebutnya sebagai 'tulisan yang mempesona'. Tulisan yang dibuat oleh orang yang ahli dalam bidangnya. Tulisan yang dibuat oleh orang yang telah mempunyai jam terbang tinggi. Tulisan yang dibuat oleh seorang maestro.

Saya masih ingat ketika 3 bulan yang lalu saya mengikuti kursus di pembelajar tentang kemampuan menulis. Di sana disampaikan oleh Mas Edy Z pada awalnya peserta kursus untuk membuat tulisan yang menceritakan tentang pekerjaan masing-masing peserta dan bisa dipahami oleh anak dibawah usia 13 tahun. Padahal dari para peserta ada pekerjaan-perkerjaan yang sebenarnya sangat susah dimengerti oleh kebanyakan orang. Dari instruksi tersebut sebenarnya ingin disampaikan "buatlah tulisan yang sebenarnya bobotnya berat tapi mudah dipahami oleh kebanyakan orang".

Barangkali hal tersebut bisa disanggah dengan "tergantung siapa segmen pembacanya donk". Memang hal tersebut juga benar tetapi saya sendiri juga sangat setuju jika tulisan yang berat itu dapat di mengerti oleh kebanyakan orang. Artinya orang-orang yang hebatpun juga akan semakin gampang untuk memahaminya.

Justru itulah sebenarnya tantangannya menyajikan tulisan yang berbobot dengan kemasan yang ringan. Bisa diilustrasikan suatu tulisan yang saling sambung menyambung seperti sebuah rantai. Dari satu kata tersambung menjadi kalimat dan tersambung menjadi paragrap dan tersambung lagi menjadi artikel.

Dari rangkaian itupun terlihat pokok-pokok atau inti-inti dari setiap tulisannya. Dari pokok yang pertama akan dengan mudah tersambungkan dengan pokok yang kedua dan begitu seterusnya hingga pada pokok yang terakhir.

Dari pokok yang terakhirpun masih akan bisa disambungkan dengan pokok yang pertama. Jadi seolah-olah tulisan tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak putus.

Saya sendiri membutuhkan jam terbang yang tinggi. Jika jam terbangnya tinggi saya bisa bayangkan bahwa apapun yang ada di benak akan tertuliskan secara mengalir.

Tulisan yang mengalir. Mengalir disini tentunya ada tujuan yang ingin dicapai. Tidak hanya sekedar mengalir dan mengalir yang ujung-ujung tidak jelas tujuannya.

Selengkapnya!

Bersihkan Meja

Hari ini saya terinspirasi dengan salah satu tulisan dalam blog-nya pak Adjie tentang Clean your desk. Apa yang disampaikan pak Adjie tentang bersihkan meja-mu merupakan salah satu kegiatan yang dengan mudah dilakukan. Kegiatannya memang sepele tetapi kalau tidak dilakukan itu akan menjadikan beban dalam pikiran. Apa hubungannya meja tidak bersih atau rapi dengan beban pikiran? Dengan kondisi meja kerja yang penuh sesak dengan tumpukan berkas menandakan pekerjaan kita seolah-olah banyak yang tidak beres.

Memang terasa beda saat meja tersebut terlihat bersih, rapi dan tidak banyak tumpukan berkas. Sepertinya dengan kondisi seperti itu saya hanya menghadapi permasalahan seperti apa yang ada di atas meja itu saja. Semakin sedikit berkas yang diatas meja akan semakin plong pikiran saya. Dan kelihatan didepan mata bahwa hanya itu saja yang sebenarnya perlu diselesaikan lebih awal.

Menyisakan berkas yang hanya siap dikerjakan di atas meja akan memperingan beban pikiran dan pekerjaan itu sendiri. Beda jika diatas meja banyak dengan tumpukan berkas. Pada saat mengerjakan salah satu kerjaan maka pikiran saya sudah tertuju dengan yang lain dan terbayang masih banyak kerjaan yang lain yang sudah menunggu. Ujung-ujungnya saya tidak bisa fokus mengerjakan apa yang saya hadapi saat itu.

Dengan mengatur berkas kerja sesuai prioritas dan memilah-milahnya serta menyotirnya bisa mempermudah mengerjakan sesuatu dengan skala prioritas. Atau bisa jadi dengan kondisi seperti itu saya bisa mengerjakan dari yang paling gampang menuju ke yang sulit. Atau dari yang sulit diselingi kerjaan yang gampang terus kembali ke yang sulit lagi dan seterusnya. Dengan demikian pekerjaan yang tadinya numpuk lambat-laun dapat terkikis habis.

Menyisakan pekerjaan diatas meja untuk esok hari bisa mempengaruhi beban pikiran hingga sampai rumah. Tetapi kalau apa yang ada diatas meja bisa terselesaikan sampai dirumahpun akan terasa tanpa beban.

Kegiatannya memang terlihat sepele tetapi kalau hal tersebut dikerjakan memang banyak memberi manfaat. Setidak-tidaknya meja saya bisa terhindar dari tumpukan berkas yang sebenarnya sudah tidak harus lagi diatas meja saya.

Selengkapnya!

Rabu, 14 Mei 2008

Menyiasati Macet

Untuk menyiasati macet di jalan baik berangkat ataupun pulang kantor ada beberapa hal yang saya lakukan. Diantaranya :

Mendengarkan radio
Radio favorit saya yang suka saya pilih-pilih diantaranya 95.9 (SMART FM), 99.1 (DELTA FM), 92.4(FM) dan 88.0 (FM).
Kalau setiap pagi antara jam 7.00 saat saya mulai berangkat kerja sampai jam 8.00 - 8.30 saya sering mendengarkan SMART FM. Di jam-jam tersebut setiap pagi selalu ada pembicara-pembicara yang bagus dan berkompeten. Hitung-hitung mendengarkan radio ini seperti mengikuti kuliah sambil jalan atau seminar yang diadakan pada gedung-gedung mewah. Karena kalau didengar informasi yang diberikanpun tidak jauh berbeda kalau kita mendengar langsung pada saat mengikuti seminarnya. Keuntungan lainnya adalah GRATIS. Jika materi kebetulan tidak sesui dengan mood saya biasanya saya akan ganti dengan pilihan yang lain.

Mendengarkan Kaset/CD
Mendengarkan kaset atau CD itu menjadi pilihan lain jika dari beberapa acara di radio memang tidak sesuai dengan yang sedang saya harapkan. Sekedar santai dan sedikit bersenandung walau tidak bisa menyanyi ya ngga apa-apa. Asalkan mata tetap konsentrasi kedepan supaya tidak terjadi yang tidak diharapkan.

Membaca Buku
Walau jalanan macet kadang saya masih menyempatkan diri untuk sekedar membaca selembar atau dua lembar dalam satu buku yang selalu saya baca. Biasanya jalur Mampang yang selalu saya lalui tiap pagi selalu padat. Sehingga kendaraan bisa sampai berhenti beberapa menit. Nah waktu seperti itu yang saya manfaatkan untuk membaca. Atau pada saat di lampu merah. Biasanya kalau saya ingin membaca artikel yang menarik perhatian saya maka saya akan cari jalur paling kanan supaya kalau kena lampu merah akan lama berhentinya. Dari situ saya akan punya beberapa menit tambahan untuk dapat membaca lebih banyak.

Membuat Catatan Kecil
Langkah ini ternyata efektif untuk sekedar menulis ide-ide yang terlewat dibenak sambil nyetir kendaraan. Ide-ide ini akan sangat membantu untuk menyelesaikan masalah. Sebagai contohnya, untuk membuat surat ke bagian terkait biasanya memerlukan kata-kata yang pas untuk disampaikan. Pemilihan kata yang pas ini sering menjadi kendala dan memerlukan waktu yang lama. Kalau ide atau sambil menyetir mendapatkan kata-kata yang pas bergegas saya suka menulis pada lembar kecil yang selalu saya sediakan. Agar begitu sampai dikantor saya langsung bisa tuliskan ide yang saya peroleh tadi dan tidak membutuhkan waktu yang lama lagi untuk memikirkannya. Sebenarnya dengan demikian saya sudah sangat menghemat waktu untuk mengerjakan tugas kantor. Walau dijalan saya berusaha mengerjakannya sambil nyetir.

Mencari jalan baru
Kalau berangkat atau pulang kerja tidak diburu waktu saya kadang-kadang mencari jalan yang tidak biasa saya lalui. Bisa jadi memang akan menjadi lebih lama dari pada kalau melalui jalan yang biasa dilalui. Tetapi paling tidak saya mendapatkan sesuatu yang baru dari apa yang saya lakukan tadi. Bisa jadi ini juga sebagai salah satu contoh untuk berfikir keluar dari BOX yang biasanya. Think out of the box memang memerlukan pengorbanan. Dengan pengorbanan akan mendapatkan terobosan baru. Dari terobosan baru akan mendapatkan Zone kenyamanan baru.

Selengkapnya!

Perjalanan April-Mei 2008

Memasuki pertengahan bulan Mei 2008 ini saya telah melakukan kurang lebih 5 kali perjalanan ke luar kota.

Tujuan Bandung
Kegiatan yang diikuti adalah melakukan workshop berkaitan dengan tarif interkonek yang baru dan rencana implementasi NRTDE (Near Real Time Data Exchange). NRTDE adalah data in-bound roamer yang masuk kedalam network operator yang bersangkutan. Akan dibuat empat jam sekali untuk di kirim ke MACH (Broker data Internasional Roaming) dan selanjutnya diteruskan ke Operator pemilik pelanggan.

Tujuan Demak
Untuk menghadiri perkawin teman satu team. Ali nama teman satu team ini meminang gadis pujuan asli Demak. Baru pertama kali yang menginjakan kaki ke bumi Demak ini. Dari kunjungan di Demak saya dapat melihat dari dekat Masjid Demak. Demak dalam tugu selamat datangnya disambut dengan tulisan 'Memasuki Kota Wali'. Di acara nikahan ini lidah saya ternyata cocok sekali dengan berbagai santapannya. Ada tengkleng solo, ada bakso, ada soto, ada sate dan banyak lagi macam makanannya. Sing jelas makanannya mengundang selera makan yang sebenarnya ingin saya rem untuk mengurangi kolesterol.

Tujuan Semarang
Di kota yang terkenal dengan 'kali banjirnya' ini saya mengadakan pertemuan dengan teman-teman dari network untuk melakukan serangkaian kegiatan rekonsiliasi data. Kegiatan tersebut rutin dilakukan untuk meminimalisasi adanya data sampah ataupun anomali data.

Tujuan Balikpapan
Di balik papan mendarat sudah menunjukan jam 7.30 malam waktu setempat. Acara disana ternyata sudah selasai jadi acaranya berlanjut di tempat makan. Sambil makan malam dilakukan diskusi untuk mengetahui berbagai hal yang berakaitan dengan ruang lingkup di temapat saya. Makanan yang disantap malam itu sebenarnya juga makanan yang saya hindari. Kepiting KENARI Balikpapan itulah restoran tempat kami makan. Tempat makan ini sangat terkenal terutama dengan tamu-tamu yang datang dari Jakarta. Wuih mereka akan disuguhi kepiting dengan berbagai jenis masakannya.

Tujuan Bandung
Bandung lagi Bandung lagi. Habis memang dekat sih dengan Jakarta dan tempatnya memang representatif untuk melakukan kegiatan. Disamping hawanya yang dingin makanan di bandung juga enak-enak. Selain itu bagi yang suka jalan-jalan atau berbelanja di Factory Outlet di kota ini memang gudangnya. Pokoknya top tenan. Cuman yang tidak bikin kuat disini sudah makin macet and padat kendaraannya. Apalagi kalau malem minggu atau liburan.

Kemana lagi habis ini ya? Jalan ke luar kota sering-sering ternyata capek juga. Meskipun plus nya juga ada. Banyak tahu tempat di luar Jakarta tentunya.

Selengkapnya!

Selasa, 13 Mei 2008

Obrolan Makan Siang

Sambil menyantap makanan padang-nya, teman saya nyletuk, "saya merasa capek ya". Teman yang lain mengomentari keluh kesah temannya tadi, "bisa jadi karena pikiran lu tuh, kamu sedang mikirin apa emangnya?"

Memang terlihat dalam raut wajah teman saya itu kelihatan capek. Tapi buat dia sendiri tidak merasa melakukan kegiatan fisik yang sangat berat. Berarti apakah benar yang disampaikan oleh salah satu teman saya yang lain? Bahwa capek sebenarnya bisa datang dari pikiran yang sumpek.

Komentar teman yang meresa capek tadi bilang lagi "saya ini tidak gampang untuk mengetahui apa yang sebenarnya sedang saya pikirkan". Apakah dari situ sebenarnya sumber permasalahannya ya? Itu hanya sekedar praduga saya sih. Karena saya sendiri juga kadang seperti itu. Pada suatu saat badan terasa sangat lelah. Dan anehnya saya sendiri tidak merasa melakukan kegiatan yang berat koq badan terasa lemas. Dan, tulang-tulang terasa ngilu.

Setelah saya punya kesempatan untuk berdiam dan merenung sejenak kadang-kadang saya suka menemukan sendiri jawabnya. Ooo ternyata hari ini saya tidak siap dengan suatu rencana apa-apa. Bahkan saya datang ke kantor-pun tidak tahu apa prioritas pekerjaan saya. Atau saya tidak punya agenda untuk saya sendiri akan lakukan. Dan seolah-olah saya mengerjakan sesuatu yang rutin yang tentunya sangat membosankan.

Kerjaan rutin, tidak ada improvement, tidak ada sesuatu yang baru dan tidak ada rencana dan tujuan yang jelas sering membuat pikiran mengembara kemana-mana. Bahkan pikiran bisa menjadi tidak fokus dan lari pada pikiran-pikiran yang negatif. Mestinya pikiran negatif tidak harus bersarang dalam benak. Karena tidak ada yang di rencana bisa jadi pikiran-pikiran negatif itu yang lebih banyak bersarang. Padahal kalau dicermati pikiran-pikiran negatif ternyata banyak membawa dampak dan stamina tubuh. Terasa tubuh menjadi tidak bertenaga, tidak bergairah, terlihat capek, terlihat malas dan tentunya terlihat dalam wajah tersebut tidak ada keceriaan. Seolah tidak ada yang bisa dibanggakan dalam diri ini.

Dari obrolan itupun berkembang bahwa teman yang merasa lelah ini tidak bisa melihat atau menilai dirinya ini sebenarnya sedang kenapa? Artinya pada saat itu dia sendiri tidak tahu apa yang terjadi sehingga dia merasa tidak bergairah dan capek. Tetapi dalam kondisi seperti itu dia jauh lebih bisa melihat atau menilai orang lain. "oo si A itu gini gitu, ooo si B itu lebih semangat dan ceria terus ya, dll". Dan pada saat melihat ke dirinya sendiri dia tidak bisa mendefinisikan dirinya sendiri.

Dikatakan dalam kategori apa ya orang seperti ini? orang yang kadang tidak bisa mengenali dirinya sendiri. Saya sendiri juga sering merasakan seperti itu pada saat pikiran kosong. Tentunya yang lainpun punya pengalaman yang sama. Cuma saja bobot keseringannya yang berbeda-beda kali.

Selengkapnya!

Melakukan Perubahan

Perubahan apakah diperlukan? Kalau saya sendiri dengan mantap mengatakan bahwa itu sangat perlu sekali di lakukan. Perubahan diperlukan karena akan membawa kita kepada kesempurnaan ataupun pada tujuan yang telah ditetapkan.

Bagaimana mungkin terjadi suatu tujuan dapat tercapai jika tanpa ada perubahan. Semakin banyak perubahan maka akan semakin cepat pula tujuan bisa di peroleh.

Perubahan juga biasa menjadi momok dalam setiap tindakan. Dengan melakukan perubahan berarti juga akan membuat zone kenyamanan terusik. Kalau zone kenyaman terusik berarti akan timbul ketidak nyamanan. Siapkah dengan zone ketidak nyamanan ini.

Bisa diibaratkan zone kenyaman seperti karet gelang yang belum di molorkan. Dengan dimolorkan karet gelang maka karet gelang akan menjadi semakin lebar lingkarannya. Begitu pula dengan zone kenyamanan. Kalau tidak berusaha untuk memolorkan maka tidak akan pernah timbul zone kenyamanan baru. Untuk memolorkan diperlukan action perubahan.

Begitu nikmat akan dirasakan jika zone kenyamanan tersebut semakin menjadi lebar. Sampai seberapa lebar tujuan yang ingin dicapai? Apakah sedikit, banyak atau tidak ada sama sekali? Semakin lebar tujuan yang ingin dicapai makan akan semakin lebar pula action untuk memolorkan zone kenyamanan. Dan semakin seringlah perubahan-perubahan terjadi. Dan juga akan semakin banyak pula ketidak nyamanan terjadi. Tetapi pada saat zone kenyaman baru sudah terbentuk makan akan timbul kenyaman baru. Itu adalah HADIAH/reward dari usaha ataupun perubahan ataupun tindakan yang dilakukan yang awalnya dari sesuatu yang tidak nyaman.

Perubahan seperti apa yang sebaiknya dilakukan? Setiap individu tentunya punya ukuran masing-masing. Dan perubahan yang dilakukan akan seperti apa tentunya juga bergantung dengan tujuan yang telah di set oleh masing-masing individu. Kalau tujuannya besar apakah perubahannya akan di buat secara besar sekaligus atau pertahap misalnya. Kalau akan dibuat bertahap tentunya ditentukan dulu tahapan-tahapan perubahan yang akan diambil. Setelah direncanakan tahapan perubahannya barulah action perubahan dilakukan.

Kendala, rintangan ataupun ketidaknyamanan dalam perubahan pasti akan ada. Bagaimana menghadapinya? Sepertinya juga perlu dipersiapkan agar pada saatnya hal-hal yang tidak nyaman itu datang individu-individu sudah siap dengan segala resikonya. Semakin terencana semakin tahu kemungkinan resiko yang terjadi. Berarti semakin siap untuk menghadapi resiko tersebut.

Selamat melakukan perubahan. Dari yang kecil, dari diri sendiri dan mari mulai sekarang (pinjam istilah Aa Gym).

Selengkapnya!

Kamis, 08 Mei 2008

Sepada Baru Anak-ku

Hampir dua bulan ini saya telah belikan sepeda baru buat dua anak-ku. Kalau beli sesuatu sekarang ini haruslah langsung dua. Seperti halnya sepeda ini. Kenapa harus dua? Karena anak saya dua. Kalau yang satu dibelikan yang satunya juga harus dibelikan. Kalau tidak bisa ngambek salah satunya.

Sepeda untuk Vivin anak pertama saya ini saya belikan dengan selera pilihannya. Dia menginginkan sepeda yang agak gede dan dengan model yang feminim. Sepeda dengan warna pink dan depannya ada keranjangnya. Pokoknya sepeda cewek bangetlah. Janji untuk membelikan sepeda ini sebenarnya sudah lama sekali tapi ya baru dua bulanan yang lalu saya belikan. Sepeda itu sudah dipakainya untuk berkeliling taman di dalam komplek puramahan yang kecil ditempat saya tinggal. Kompleknya yang tidak banyak penghuninya ya kira-kira hanya sekitar 90-100 unit rumah. Dimana di tengah-tengah komplek tersebut ada taman. Taman ini dilengkapi dengan lapangan voli dan badminton. Dan taman ini juga digunakan untuk anak-anak bermain. Di taman itulah biasanya Vivin dan Tito anak kedua saya bermain dengan teman-temannya.


Sepada untuk Tito beda dengan Vivin. Adiknya ini memang selalu berkeinginan dengan mainan-mainan yang cowok banget. Termasuk dalam memilih sepeda yang diinginkan. Dia memilih sepeda yang agak gede dan belum terlalu sepadan dengan tingginya. Model yang dia pilihpun adalah model yang disukai anak-anak cowok pada umumnya. Jatuhlah pilihan model yang dia suka. Tetapi sepeda yang dia suka tersebut sebenarnya belum membuatnya merasa sreg. Sepedanya itu masih dilengkapi dengan roda tambahan dibelakangnya. Padahal dia sudah bisa dengan roda dua. Walau terlihat di raut wajahnya belum sreg akhirnya tetap saja dipaksain oleh saya dan istri saya untuk tetap membeli sepeda tersebut. Soalnya kalau tidak sampai dibeli bisa jadi sampai rumah minta balik lagi ke toko sepeda itu.

Tito baru menginjak pada usia empat tahun. Pada usia seperti itu kebanyakan anak masih takut untuk bermain sepeda dengan dua roda. Kebanyakan masih menggunakan empat roda. Tetapi dengan semangat yang tinggi Tito pengen sekali bisa roda dua. Sebelum dibelikan sepeda yang agak besar ini, dia punya sepeda yang kecil yang beroda empat. Berawal dari sepeda kecil roda empat itulah dia ingin belajar bersepeda dengan dua roda. Alhasil saya lepas dua roda tambahannya.

Ternyata belajarnyapun untuk bisa menaiki sepeda roda dua ini tidak terlalu lama. Awalnya memang sempat beberapa kali jatuh. Karena dia yang punya keinginan yang kuat saya hanya bilang ke dia 'Hayo coba lagi sampai bisa'. Dan diapun bangkit dan nyoba lagi walau sambil nyengir-nyengir sakit. Saya lihat ada kegigihan dalam berusaha anak saya ini. Apa yang dia coba dan dari beberapa kali jatuh ini akhirnya membuat dia jadi lancar bersepeda. Dalam kurang lebih tiga hari dari awal belajar dia sudah mulai lancar bersepeda sendiri mengelilingi taman.

Teman-temannyapun yang awalnya belum bisa beroda dua menjadi terpancing untuk bisa beroda dua. Ada yang minta ibunya untuk ngajari, ada yang minta mbaknya (pembantunya) untuk ngajari. Dan arena taman itu sekarang sudah menjadi ajang yang ramai untuk bermain sepeda. Si anak-anak inipun sekarang setiap sore sering berkumpul di taman. Mereka bahkan ada yang mengajak untuk balapan sepeda. Karena hampir rata-rata mereka punya sepeda maka semakin banyaklah anak-anak yang berkumpul di taman itu.

Ada kebahagian di tengah-tengah permainan tersebut tetapi adakalanya ada perselisihan diantara mereka. Ada yang mereka mebuat blok sendiri dengan teman-teman yang meresa mereka cocok dan ada pula dari anak-anak tersebut yang tetap asik bermain sendiri.

Melihat perkembangan anak buat saya memang mengasikkan. Terlihat dari waktu ke waktu tentang pertumbuhan anak saya, cara mereka menghadapi masalah bila berselisih dengan temannya.Dan, cara mereka mencari teman atau cara mereka bersosialisasi dengan lingkungan seolah mengingatkan pada yang sudah dewasa ini. Biasanya anak jauh lebih gampang bersosialisasi dibanding pada orang-orang dewasa.

Mereka itu lucu, beberapa menit mereka bisa saja berselisih paham denga temannya tapi dalam hitungan menit pula mereka sudah akrab kembali.

Dengan sepeda barunya ini terutama untuk Tito sebenarnya saya masih menaruh rasa was-was. Kenapa begitu? Pada waktu dia pakai sepeda kecilnya saja dia suka ngebut. Dan dengan sepeda barunya inipun masih suka kenceng. Apalagi sekarang sepeda barunya tersebut minta dicopot roda tambahannnya. Dengan sepeda agak besar dan hanya pakai roda dua dia masih suka kenceng. Wah la kalau dia tidak bisa mengendalikan diri kan bisa babak bunyak. Entah kenapa was-was itu sering begitu saja timbul. Tapi rasa was-was itu segera saja saya usahakan untuk saya tepis. Pada saat dia bersepeda ngebut saya suka tatap saja mukanya. Agar dia meresa diperhatikan dan tahu bahwa saya sebenarnya dalam usaha untuk mengingatkan agar tidak ngebut. Saya sebenarnya tidak ingin terlalu ngerem pada anak tapi kalau terlihat sudah terlampau melewati batas baru saya akan tegur. Sebatas itu belum melampaui batas saya hanya perhatikan dari kejauhan.

Selengkapnya!

Kamis, 01 Mei 2008

Hari Pendidikan

Hari ini, tanggal 2 Mei 2008 diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional. Teringat saat masa-masa dulu sekolah. Jika ada hari besar termasuk dengan Hari Pendidikan Nasional seperti ini selalu dilakukan upcara bendera.

Khusus dalam upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional selalu dinyanyikan lagu Hymne Guru. Hymne ini dinyanyikan untuk mengenang jasa-saja guru yang juga disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Hampir semua orang akan setuju tentang sebutan tersebut.

Tetapi bagaimana dengan sekarang? Apakah guru juga masih disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa? Bisa jadi sebagian besar memang masih disebut 'sebagai pahlawan' tapi tidak sedikit pula yang sebenarnya tidak layak disebut seperti itu.


Untuk yang layak disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena guru-guru tersebut selain menjalankan profesinya juga menyampaikan ilmunya untuk dibagikan kepada para siswanya. Mereka melakukan dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih yang berlebihan dengan harapan murid-muridnya kelak bisa menjadi orang-orang yang lebih berhasil dibanding mereka sendiri.

Tetapi yang tidak layak disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa jika guru hanya mementingkan dirinya sendiri atau sekelompok tertentu untuk mendapatkan keuntungan sendiri. Mereka tidak mengindahkan lagi dan tidak lagi punya harapan agar muridnya menjadi lebih pintar dalam arti yang sebenarnya.

Pada kenyataannya para guru sering tidak luput dari berbagai tekanan. Baik tekanan dari internal sekolah ataupun dari luar sekolah. Untuk para guru yang tidak kuat dengan tekanan akan menggunakan akal negatifnya untuk melakukan hal-hal yang tidak semestinya dilakukan.

Ujian akhir sekolah untuk SMU atau disebut Ujian Nasional (UN) baru saja berlalu untuk tahun 2008. Banyak berita miring yang disampaikan terhadap hasil UN ini. bahkan ada guru-guru yang dibawah tekanan tersebut melakukan kecurangan-kecurangan. Mereka ada yang membiarkan siswanya untuk menyontek, atau apapun pada saat mengerjakan ujian. Bahkan ada yang dengan sengaja bersama-sama lebih dari satu guru antar sekolah sepakat untuk membocorkan jawaban ujian nasional ini. Dan ada lagi kasus guru yang membetulkan jawaban siswanya setelah ujian berakhir. Mereka melakukan di saat malam hari ditempat dimana jawaban dikumpulkan.

Tindakan-tindakan di atas dilakukan bukan karena tanpa sebab. Mereka melakukan karena banyak alasan. Ada yang merasa mendapat tekanan dari sekolah agar tetap mempertahankan kredibilitas sekolah. Ada yang mendapat ancaman untuk diberhentikan sebagai guru disekolah itu jika banyak siswanya tidak lulus. Karena, guru tersebut dianggap tidak mampu mengemban amanat untuk mendidik siswanya. Ada yang barangkali memang pesanan dari orang tua supaya anaknya dapat lulus dan mengharapkan guru disekolah dapat membantunya.

Apapun yang dilakukan oleh guru diatas sangat-sangat tidak terpuji. Dan justru sangat merusak citra dari korp guru itu sendiri. Guru yang dapat dipanjangkan juga menjadi 'di gugu dan di tiru'(diteladani dan dicontoh) akan menjadi model yang buruk buat murid-muridnya.

Kalau dalam tataran sekolah saja sudah seperti itu bagaimana nanti murid-murid ini dalam dunia kerja? Bagaimana murid-murid ini nanti pada saat menjadi pejabat? Pertanyaan-pertanyaan yang sudah sangat bisa ditebak jawabannya. Mereka memang tetap mengganggap bahwa guru bisa di contoh dan di tiru tapi yang dilakukan adalah mencontoh dan meniru yang jeleknya.

Bagaimana halnya dengan cita-cita Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh Pendidikan yang telah meletakan dasar-dasar pendidikan yang sangat bagus bagi bangsa ini. Beliau yang terlahir pada tanggal 2 Mei dan hari kelahirannya yang dipakai sebagai Hari Pendidikan Nasional. Beliau punya cita-cita mulia untuk menjadikan orang-orang Indonesia menjadi masyakarat yang terdidik dan terpelajar. Dan dapat terus maju seiring dengan semakin majunya pendidikan dan tehnologi pendukung lainnya.

Semboyan Pendidikan yang terkenal adalah 'TUT WURI HANDAYANI' yang diambil dari kalimat lengkapnya yaitu 'Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani'. Arti dari kalimat tersebut ditujukan untuk para guru agar
'dari belakang seorang guru dapat memberikan dorongan dan arahan,
dan ditengah atau di antara para murid harus menciptakan prakarsa atau ide
serta di depan guru diharapkan bisa memberi teladan atau contoh tindakan yang baik.

Bagaimana dengan kondisi sekarang? Apakah semboyan diatas sudah sangat tidak relevan lagi dengan perkembangan jaman dan tuntutan jaman?

Selengkapnya!